Hari pertama sekolah telah tiba. Aku memasuki jenjang SMA. Hari pertama terasa membosankan, banyak anak baru dan orang - orang baru yang tidak ku kenal. Suasana baru, hal baru, sekolah baru dan banyak hal baru. Aku dan anak - anak baru lainnya menjalankan masa orientasi siswa. Berlangsung selama 2 hari. Dan tidak ada kesan sama sekali di saat itu. Aku belum tertarik dengan anak - anak yang baru itu. Menurut ku mereka semua membosankan. Hari demi hari kulewati. Berkenalan mulai dari anak yang sekelas dengan ku hingga berkenalan dengan anak di kelas sebelah. Mereka seru, tapi belum ada yang menarik perhatian ku.
Nama dia, sering ku dengar melalui teman - teman ku yang bercanda dengannya. Namanya, selalu ku dengar saat jam istirahat. Namun aku masih belum mengenal dia hingga ngobrol dengannya. Dan suatu hari, dia bertengkar dengan teman sekelas ku. Aku sempat mengira dia anak yang nakal. Tetapi pikiran ku salah. Akan ku ceritakan 'dia' pada cerita ini.
Suatu hari, pada musim panas bulan oktober. Aku berkenalan dengannya. Hanya dengan cerita klasik cara kami saling mengenal. Melalui bercandaan di sekolah, dan hal - hal klasik lainnya. Hingga kami keasikan chatt-ing. Dia menceritakan tentang dirinya, aku menceritakan dengan diriku. Dia menceritakan tentang orang - orang disekitarnya, aku menceritakan tentang orang - orang disekitarku. Kami bertukar pikiran. Senang, sedih, marah, apapun itu kami saling bercerita. Hingga suatu sore dia mengajak ku untuk pergi dengannya, dan aku menerima ajakan dia.
Di perjalanan kami cukup canggung. Kami hanya berdiam dan menikmati perjalanan itu hingga sampai di tujuan. Di tempat itu kami bertukar pikiran, cukup senang karena jalan pikiran aku dengan dia ternyata sejalan. Kami mengabiskan hari itu dengan lebih mengenal satu sama lain. Hari demi hari, aku dan dia semakin dekat. Pada saat itu status 'teman' lah yang paling cocok untuk kita. Karena pada saat itu, rasa nyaman sebagai teman lah yang muncul.
Oktober, November, Desember awal kami lewatkan. Tidak ada masalah pada pertemanan kami. Semua begitu lancar. Semua berjalan dengan baik. Semua begitu indah untuk pertemanan. Hingga suatu saat hari keliburan telah tiba. Kami sering menghabiskan waktu berdua. Berjalan, bermain, menonton, dan mengobrol. Masih dianggap wajar untuk hubungan pertemanan. Lalu, beberapa hari mendekati tahun baru, aku dan dia menghabiskan waktu untuk menonton di bioskop. Aku merasakan ada sesuatu yang berubah antara aku dengan dia. Dia pun mungkin merasakan perbedaan itu juga. Tetapi kami memilih diam dan tidak memikirkan tentang hal itu.
Dan di hari itu, dia. Dia mengungkapkan perasaannya kepada ku. Aku? Aku terkejut dan diam. Malam itu, udara terasa dingin karna hujan, jalanan basah, tidak ada bintang di langit. Dan begitupun aku, malam itu aku tidak bisa tidur. Kata - kata dia melintas terus menerus di pikiranku. Aku senang dan bimbang. Senang karena tanpa aku sadar, aku menaruh rasa juga ke dia. Bimbang karena aku belum benar - benar yakin dengannya.
Hari terus berjalan tanpa henti. Kami semakin dekat. Tahun baru telah lewat, kami memasuki tahun 2017, di awal bulan Januari. Malam hari, di motor, di jalanan yang ramai pengendara. Aku membalas ungkapan perasaan dia dengan kata -kata yang hampir sama dia ungkapan. Hari demi hari kami lalui. Aku dan dia semakin dekat. Kami menjalani hubungan layaknya dua orang di tengah mabuk asmara. Dan iya, kami menjalani itu sampai sekarang. Dan tidak ada yang berubah dari perasaan aku dan dia, semua masih sama seperti dulu pertama kali kami mengungkapkan perasaan kami. Dan makin bertambah rasa kami. Hanya dari sebuah kisah klasik cara aku bertemu dengan mu, dan aku mensyukuri itu :)
Nama dia, sering ku dengar melalui teman - teman ku yang bercanda dengannya. Namanya, selalu ku dengar saat jam istirahat. Namun aku masih belum mengenal dia hingga ngobrol dengannya. Dan suatu hari, dia bertengkar dengan teman sekelas ku. Aku sempat mengira dia anak yang nakal. Tetapi pikiran ku salah. Akan ku ceritakan 'dia' pada cerita ini.
Suatu hari, pada musim panas bulan oktober. Aku berkenalan dengannya. Hanya dengan cerita klasik cara kami saling mengenal. Melalui bercandaan di sekolah, dan hal - hal klasik lainnya. Hingga kami keasikan chatt-ing. Dia menceritakan tentang dirinya, aku menceritakan dengan diriku. Dia menceritakan tentang orang - orang disekitarnya, aku menceritakan tentang orang - orang disekitarku. Kami bertukar pikiran. Senang, sedih, marah, apapun itu kami saling bercerita. Hingga suatu sore dia mengajak ku untuk pergi dengannya, dan aku menerima ajakan dia.
Di perjalanan kami cukup canggung. Kami hanya berdiam dan menikmati perjalanan itu hingga sampai di tujuan. Di tempat itu kami bertukar pikiran, cukup senang karena jalan pikiran aku dengan dia ternyata sejalan. Kami mengabiskan hari itu dengan lebih mengenal satu sama lain. Hari demi hari, aku dan dia semakin dekat. Pada saat itu status 'teman' lah yang paling cocok untuk kita. Karena pada saat itu, rasa nyaman sebagai teman lah yang muncul.
Oktober, November, Desember awal kami lewatkan. Tidak ada masalah pada pertemanan kami. Semua begitu lancar. Semua berjalan dengan baik. Semua begitu indah untuk pertemanan. Hingga suatu saat hari keliburan telah tiba. Kami sering menghabiskan waktu berdua. Berjalan, bermain, menonton, dan mengobrol. Masih dianggap wajar untuk hubungan pertemanan. Lalu, beberapa hari mendekati tahun baru, aku dan dia menghabiskan waktu untuk menonton di bioskop. Aku merasakan ada sesuatu yang berubah antara aku dengan dia. Dia pun mungkin merasakan perbedaan itu juga. Tetapi kami memilih diam dan tidak memikirkan tentang hal itu.
Dan di hari itu, dia. Dia mengungkapkan perasaannya kepada ku. Aku? Aku terkejut dan diam. Malam itu, udara terasa dingin karna hujan, jalanan basah, tidak ada bintang di langit. Dan begitupun aku, malam itu aku tidak bisa tidur. Kata - kata dia melintas terus menerus di pikiranku. Aku senang dan bimbang. Senang karena tanpa aku sadar, aku menaruh rasa juga ke dia. Bimbang karena aku belum benar - benar yakin dengannya.
Hari terus berjalan tanpa henti. Kami semakin dekat. Tahun baru telah lewat, kami memasuki tahun 2017, di awal bulan Januari. Malam hari, di motor, di jalanan yang ramai pengendara. Aku membalas ungkapan perasaan dia dengan kata -kata yang hampir sama dia ungkapan. Hari demi hari kami lalui. Aku dan dia semakin dekat. Kami menjalani hubungan layaknya dua orang di tengah mabuk asmara. Dan iya, kami menjalani itu sampai sekarang. Dan tidak ada yang berubah dari perasaan aku dan dia, semua masih sama seperti dulu pertama kali kami mengungkapkan perasaan kami. Dan makin bertambah rasa kami. Hanya dari sebuah kisah klasik cara aku bertemu dengan mu, dan aku mensyukuri itu :)
Komentar
Posting Komentar